Harap klik dibawah ini !!

Harap Klik disini !!

Kamis, 26 September 2013

INFO PELATIHAN PRODUKSI JAMUR TIRAM

PELATIHAN PRODUKSI JAMUR TIRAM

" PEMUDA MANDIRI MUSHROOMS "


KAMI TELAH BERTEKAD UNTUK MENCIPTAKAN WIRAUSAHAWAN BARU
DI BISNIS PRODUKSI JAMUR TIRAM,
STOP TRIAL AND ERROR.........

  YANG BISA MENGHABISKAN MODAL ANDA, MENGHILANGKAN ASET ANDA, DAN INVESTASI ANDA BISA MELAYANG.

BELAJARLAH LANGSUNG PADA AHLINYA.......

TIDAK USAH RIBET IKUT PELATIHAN PRODUKSI JAMUR TIRAM YANG BAYARNYA BERJUTA-JUTA ( 2 -5 JT )  DAN BELUM TENTU DIAJARKAN SECARA TOTALITAS DAN DIBUKA RAHASIA MEMPRODUKSI JAMUR TIRAM.

CUKUP...!!!!!!!!

DENGAN HANYA MEMBELI MINIMAL 3000 BALOG DARI TEMPAT KAMI, AKAN KAMI AJARKAN MEMPRODUKSI BAGLOG JAMUR TIRAM DAN AKAN KAMI BUKA SELURUH RAHASIA DI BISNIS INI.

YANG AKAN MENJADIKAN ANDA LEBIH MANDIRI, BERDIKARI DAN BISA BERKEMBANG.

Menurut Statistic dari

Small Business Administration (SBA)

SBA

Hasil Riset

50% Usaha Baru GAGAL (di Tahun pertama)

47,5% Usaha Baru lainnya GAGAL (dalam kurun 5 Tahun)

USAHA yang BERHASIL hanya 2,5%


Apa penyebabnya ?

Pelaku Usaha Tidak mampu menyelesaikan

Permasalahan-permasalahan Usaha

karena

Sumber Referensi Usaha Mereka

Tidak memberikan Informasi yang memadai

(Yang Seharusnya mereka butuhkan)

Tabel Permasalahan Usaha

Oleh Karena itu :

STOP Mengikuti

Sumber Referensi Usaha

yang Tidak jelas dengan Harga Mahal

Sumber Referensi Usaha Lain

Yang pada umumnya hanya mengandalkan

4 Informasi

Persiapan Awal


Dan Tidak Bisa Membantu Anda

dalam menghadapi

Permasalahan-permasalahan Usaha

seperti disebutkan diatas


Lihat Perbandingan Ilustrasi dibawah ini :

Perbandingan Ilustrasi Sebelum & Sesudah

Jadi, Tidak Heran bila

97,5% Pelaku Usaha Baru Akhirnya GAGAL (Bangkrut)


Hanya dalam waktu singkat

Semua Modal Habis, Aset mereka Hilang dan

Investasi mereka Melayang.

 

 

Kamis, 25 Juli 2013

JUAL BAGLOG

JUAL BAGLOG JAMUR TIRAM
"ISTANA JAMUR"
JOMBANG

Budidaya jamur tiram di Kota Jombang, tepatnya di desa Kedungbogo, kec. Ngusikan, Jombang. Usaha mandiri yang digawangi oleh beberapa pemuda yang tergabung dalam "ISTANA JAMUR GROUP".  Budidaya ini menghasilkan jamur tiram segar curah maupun kemas dan berbagai menu olahannya dengan merk "ISTANA JAMUR" dan menjual media tanam ( baglog) jamur dengan kualitas yang baik. Produk jamur yang ditawarkan, meliputi: 
1. Jual Baglog, bibit jamur, cincin log, dll











1. Harga baglog plastik ukuran 18x35 cm= Rp. 2500,- ( jika order di bawah 2000 log ), Rp. 2300,-( jika order di atas 2000 log )
2.  Harga baglog plastik ukuran 17x35 cm= Rp. 2200,- ( jika order di bawah 2000 log ), Rp. 2000,-( jika order di atas 2000 log )
3.Harga baglog plastik ukuran 16x35 cm= Rp. 1900,- ( jika order di bawah 2000 log ), Rp. 1800,-( jika order di atas 2000 log )
                   
Harga di tempat ( bergaransi, barang rusak bisa ditukar, gratis konsultasi/bmbingan pembudidayaan, panduan sampai sukses budidaya)


Harga bibit jamur f2 Rp. 6.000,- di tempat

2. Jamur Tiram (Curah dan Kemas)

Harga curah Rp. 12.000,- ( jika order dibawah 10 kg)

Harga curah Rp. 11.000,- ( jika order diatas 10 kg)
Dikemas Menggunakan Trayfoam dan Film Plastic 2 ons seharga Rp. 4.000,-

 Dikemas Menggunakan Kantong Plastik 2 ons seharga Rp. 3.500,-         


2. Aneka Olahan Jamur Tiram (crispy jamur, nugget, bakso, dll.)
Harga 1 0ns Rp. 5000,-

HOTLINE :
DIAN HIDAYATULLOH – 085655219052         
 

PERAWATAN JAMUR

LANGKAH SINGKAT
 BUDIDAYA JAMUR TIRAM

" PEMUDA MANDIRI MUSHROM"



Pengolahan Media Tanam Jamur Tiram
Persiapan
Untuk 80 log diperlukan bahan-bahan seperti di bawah ini:
a) Serbuk gergaji atau ampas tebu halus=100 kg
b) Tepung jagung=2kg
c) Dedak halus=10 kg
d) Pupuk SP36=0,5 kg
e) calcium carbonat=0,5 kg
f) Air=50-60%

bahan2 kecuali air dicampur merata tambahkan air sampai media dapat dikepal.
Pembuatan Log

Media dimasukkan ke dalam kantong plastik tahan panas kapasitas 1,5-2
kg sampai Media harus dipadatkan agar terbentuk log yang baik. Ikat
mulut plastik dengan karet tahan panas/ dengan menggunakan cincin baglog dan penutupnya kemudian disterilkan.


Sterilisasi Log

Sterilisasi perlu dilakukan agar media bebas dari mikroba lainnya.
Terdapat dua cara sterilisasi yaitu:
a. Sterilisasi pada temperatur 100 derajat C selama 8 jam dengan
cara mengukus. Biasanya digunakan drum kapasitas130 log yang
dipanaskan dengan LPG.

Proses Pembibitan
   Tahap Persiapan:
  1. Media tanam (baglog) yang sudah di sterilisasi dan suhu media tanamnya sudah dalam keadaan dingin / tidak panas.
  2. Siapkan ruangan yang bersih dan tertutup rapat.
  3. Siapkan bibit jamur.
  4. Siapkan alat spray (semprotan) dan isi dengan cairan alkohol / spiritus gunanya untuk mensterilkan ruangan termasuk tangan orang yang akan mengerjakan inokulasi.
  5. Siapkan sendok kecil / sebuah alat yang dapat dimasukan dengan botol untuk mengambil bibit dan dipindahkan ke media tanam.
  6. Siapkan bunzen (kompor spritus kecil) untuk memanaskan sendok kecil, dan bagian atas botol bibit, dan juga untuk menjaga ruangan agar tetap steril.
   Lankah Kerja:
  1.  Masukan media tanam yang sudah disterilisasi ke ruangan inokulasi, tetapi sebelumnya area ruangan tersebut dibersihkan.
  2. Bila media tanam masih dalam keadaan panas diamkan terlebih kurang lebih 1 x 24 jam atau sampai media dingin.
  3. Tutup pintu dan jendela rapat, usahakan dalam masa pekerjaan jangan sampai orang hilir mudik masuk ruangan.
  4. Sebelum bekerja, ruangan inokulasi disterilkan dengan menyemprotkan alkohol seluruh ruangan, termasuk kedua tangan, kedua kaki dan badan (prinsipnya semuanya harus dalam keadaan bersih).
  5. Setelah siap selanjutnya buka tutup media, kemudian masukkan bibit jamur secukupnya, masukkan dan pasang ring/cincin baglog, tutup dengan kertas koran dan ikat dengan karet.
  6. Usahakan pada saat proses inokulasi selalu dekat dengan bunzen (tempat api).
  7. Bibit jamur yang jatuh ke lantai jangan dipergunakan / dimasukan ke dalam media tanam, karena bibit tersebut sudah dianggap tidak steril.
  8. Setelah di inokulasikan, letakkan media baglog dalam rak-rak inkubasi boleh dalam posisi vertikal atau horizontal mana saja yang lebih menghemat tempat.

Dalam budidaya jamur memang perlu ketelitian yang luar biasa, mulai dari mempersiapkan bahan baku, proses sterilisasi, dan inokulasi. Karena kesalahan pada salah satunya maka akan berakibat fatal. Ya, karena kegagalan pada salah satu proses akan membuat baglog tidak menumbuhkan jamur tiram, malah jamur liar yang akan numbuh. Ini berarti akan mengakibatkan kegagalan atau kerugian...
Namun, tidak ada yang isltilah ‘gagal’ dalam usaha jamur tiram, karena keberhasilan dimulai dari kegagalan. Ya, karena dari sekian banyak petani yang berhasil membuat baglog sendiri, mereka mengaku pada awalnya mereka ‘gagal’. Bahkan ada petani yang mengaku pada saat pertama kali mencoba membuat baglog sendiri, gagal 100%, tapi alhamdulilah sekarang sudah berhasil dan malah sudah menjual baglog buatannya. So, jangan takut gagal karena gagal adalah awal dari kesuksesan...
Tahap Inkubasi
Inkubasi adalah tahap pertumbuhan miselium jamur tiram di medianya. Yang dibutuhkan dalam masa inkubasi ruangan dengan suhu yang hangat 30-35 derajat celcius kelembapan ruangan terjaga sekitar 70% ruangan harus bersih dan steril masa inkubasi biasanya membutuhkan waktu selama 25-35 hari sejak ditanam bibit F2 jamur tiram putih baglog yang sudah dipenuhi miselium maka dipindahkan ke ruang budidaya / pertumbuhan jamur tiram putih.

Pembudidayaan dan Perawatan Jamur Tiram

Setelah anda siap dengan persediaan baglog baik dari pembuatan anda sendiri, maupun dengan membelinya dari orang lain maka langkah-langkah yang harus anda lakukan adalah :
1- Penataan baglog pada rak dalam ruangan spawning
Tata dengan baik baglog diatas rak-rak yang sudah anda sediakan.
2- Penyiraman atau pengkabutan baglog
Baglog yang uda dibuka penutupnya siram lantainya dan dindingnya serta pengkabutan ruangan kumbung dengan menggunakan selang atau sprayer pompa manual setiap hari,dengan minimal 3 kali sehari,tetapi jika suhu terlalu panas maka dapat dilakukan sampai 4 kali sehari.
Setelah usia baglog beberapa hari terhitung setelah pembukaan tutup baglog, maka bibit jamur dalam baglog akan mulai tumbuh dan membentuk daun/tiram jamur,.
Dan setelah 24 jam jamur akan membesar maksimal, artinya jamur siap dipanen.

3. Setelah panen pertama, maka buka cincin baglog kemudian potong ujung plastik pas diujung permukaan media tanam.
4. Semprot seluruh  premukaan baglog dengan air kelapa max 1 minggu sekali untuk merangsang penumbuhan jamur.


Panen bisa 3-4 kali panen dengan bobot rata-rata 3,5-4 ons per baglog

CARA MEMANEN JAMUR


Jamur tiram yang sudah siap dipanen biasanya bergerombol dalam satu rumpun generasi, dan biasanya jamur yang tumbuh didak merata , ada yang berukuran n besar dan kecil, akan tetapi dalam memenen jamur ini harus mengambil semua rumpun tersebut, dengan cara mengelupas bonggolnya sehingga terkelupas dari madia tanam, dan jika hanya sebagian saja yang di petik maka sisa jamur yang lainnya dalam rumpun tersebut akan layu dan mati.
Cara memenen ini berlaku dalam proses panen 1,2,3, dan 4.

CATATAN
1-Pada umumnya hasil panen ke 1 ke 2 dan seterusnya akan mengalami penurunan bobot hasil panen
2-Pada umumnya baglog berkapasitas 4 kali panen, akan tetapi terkadang ada yang masih bisa sampai penen ke 5, hal ini dipengaruhi oleh faktor-faktor sebagai berikut:
-perawatan yang sangat teliti
-kualitas kandungan nutrisi dalam baglog
3-setelah baglog tidak produktif lagi maka baglog tersebut dapat dimanfaatkan sebagai pupuk

MEDIA KAYU

BUDIDAYA JAMUR MEDIA KAYU GERGAJIAN



Jamur Tiram, Kuping, Shiitake dan lain-lain merupakan jenis jamur kayu edible yang sering dibudidayakan saat ini. Budidaya jamur kayu edible sebagai penambah ekonomi keluarga dengan memanfaatkan lahan pekarangan (lahan tidak subur) dan pemanfaatan tenaga keluraga sebagai (tidak langsung) pekerja. Lain dari itu, jamur berfungsi sebagai individu pendaur ulang limbah serbuk kayu gergajian (selanjutnya disebut serbuk kayu) atau semua bahan limbah yang masih mengandung senyawa lignoselulotik seperti kulit kacang tanah, sepak tebu, jerami, seresah daun, tongkol jagung, buangan dahan atau pohon yang telah mati di hutan dan lain-lain.
Di Indonesia sumber tenaga kerja, sumber daya alam (pekarangan) di pedesaan dan limbah lingo-selulotik tersedia dalam jumlah yang cukup. Lain dari itu secara topografi Indonesia memiliki banyak dataran tinggi yang mempunyai kelembaban udara yang tinggi dengan temperature yang rendah. Keadaan yang demikian ditambah dengan adanya 2(dua) musim yaitu kemarau dan hujan tanpa disertai musim salju seperti halnya di Negara 4 (empat) musim sehingga memberikan kesempatan yang amat baik bagi semua masyarakat Indonesia untuk melakukan budidaya jamur sepanjang tahun.

Beberapa hal penting dalam budidaya jamur kayu edible, yaitu :
  1. Syarat Tumbuh
Jamur kayu biasanya menghendaki temperature lingkungan berkisar antara 24o-26oC dengan kelembaban udara berkisar RH 80-90%. Untuk itu ketinggian tempat berkisar, antara 600-1000 meter dari permukaan laut atau lebih. Lain dari itu kecepatan angina rata-rata harus relative lambat, karena itu akan berpengaruh langsung terhadap kelembaban di tempat itu.

  1. Bibit Jamur
Bibit jamur kayu yang akan dibudidayakan sebaiknya diperoleh dari perusahaan yang memang mengembangkan jamur kayu edible. Ini untuk menghindari bbit yang meragukan terutama karena ada jenisa jamur yang beracun. Biasanya bibit yang diinokulasi ke polybag ada dalam tahap F3

  1. Tata Cara Pembuatan Bibit F2 dan F3


Penggunaan autoklaf
Autoklaf sebenarnya bukan kukusan tetapi bertekanan dan dilengkapi dengan manometer (untuk mengetahui besar tekanan uap air di dalamnya). Selain itu disertai dua buah klep (valve) Satu klep berfungsi sebagai safety valve/pengaman (supaya tidak meledak bila pemakai lengah sehingga tekanan melebihi batas yang telah diatur/diinginkan sesuai kemampuan alat ini) dan satu lagi berfungsi untuk exhaust valve/pengeluaran.
Membuat bibit F1
Untuk membuat bibit F1 perlu membuat cetakan spora (spore print). Jamur yang cukup tua diletakkan di atas kertas atau plastic yang telak diolesi media. Spora yang jatuh ke permukaan media di atas kertas/plastic tersebut akan membentuk cetakan spora (mirip sidik jari). Jika spora sudah disterilisasi dapat ditanam pada media PDA sehingga tumbuh misselium. Itu artinya bibit F1 sudah tersedia.

Membuat bibit F2 dan F3
Media untuk bibit F2, F3 dan polybag sama, yaitu terdiri dari serbuk kayu gergajian 80%, bekatul 20%, CaCo3 1%, RH 60-65%, pH 6,8-7,2 (diatur dengan CaCo3 atau CaO). Campuran ini diatur kelembaban berkisar antara 60-65%, yaitu dengan penambahan air. Walaupun demikian ada juga yang menambah campuran tadi dengan bahan lain seperti urea, KH2PO4 dan lain-lain.
Proses sterilisasinya sama dengan sterilisasi F1, yaitu menggunakan autoklaf hanya saja waktu sterilisasinya perlu ditambah 5-10 menit karena serbuk kayu merupakan bahan yang bersifat isolator atau tidak mudah menyalurkan panas. Biasanya bibit F1 yang diinokulasikan/dimasukkan untuk starter F2 tidak banyak, yaitu sekitar 1cm2. Bila inokulasi ini berhasil, maka dalam 2(dua) minggu seluruh permukaan media F2 di dalam botol bekas saus akan dipenuhi miselium. Kalau keadaan bibit F2 sudah benar-benar penuh miselium, maka tiba saatnya membuat bibit F3.
Media bibit F3 komposisinya sama dengan F2. Sekitar 1 9satu) sendok the F2 diinokulasikan ke media F3 secara antiseptic. Bila dalam dua minggu miselium sudah memenuhi seluruh permukaan media bibit F3, maka tiba saatnya diinokulasikan ke polybag.
Untuk polybag dengan berat sekitar 1 (satu) kg dan ukuran kantong plastic 28 x 15 cm, memerlukan waktu 1-2 bulan untuk setiap berproduksi tetapi waktu ini sangat bergantung pada jenis dan keadaan lingkungan. Kesiapan untuk berproduksi ditunjukkan dengan penuhnya miselium di seluruh permukaan polybag.
Perlu diingat, bahwa kantong plastic yang digunakan untuk mengemas media dalam polybag (juga disebut dengan nama baglog) terbuat dari palstik jenis Poly Propilene (PP) dengan ketebalan 0,05 mm atau lebih. Jika disterilisasi polybag yang dibuat mempunyai volume atau berat polybag lebih berat dari 1 (satu) kg, maka waktu sterilisasi harus diperpanjang. Untuk skala industri rumah tangga, biasanya digunakan drum bekas ole. Dengan alat sterilisasi seperti ini polybag harus menggunakan waktu yang lebih lama, biasanya sekitar 5-8 jam dalam keadaan mendidih. Sebab itu waktu dilakukan sterilisasi air dalam drum jangan sampai habis kaerna plastic dan serbuk kayu akan terbakar. Jika kompor/api sudah dimatikan jangan terburu-buru mengeluarkan polybag, melainkan biarkan dulu sampai temperature agak turun (hangat)
  1. Penenaman Bibit untuk Memperoleh Tubuh Buah
Setiap polybag diisi kira-kira 1 kg dan selanjutnya polybag diberi cincin plastic(ring), atau potongan pipa PVC ata potongan bamboo dipasang di mulut polybag dan ditutup dengan kapas berlemak. Pengisian bibit sebaiknya dilakukan di dalam kondisi antiseptic (kalau mungkin ruang sterilisasi menggunakan lampu Ultra Violet Germicides). Tata cara antiseptic perlu dilakukan sebaik-baiknya, artinya : tangan dan semua peralatan seperti meja, pinset termasuk permukaan dan tutup botol dan polybag disucihamakan dengan dilap menggunakan alcohol 90% atau spiritus atau kreolyn.
Media tanam yang sudah diisi dengan bibit ini sementara diinkubasi dalam ruang tertentu yang angat untuk menumbuhkan miselium. Bila factor kelembaban dan temperature lingkungan sesuai, maka dalam waktu sekitar 1,5-2 bulan miselium akan dipeuhi media dalam polybag tersebut. Bila media tanam dalam polybag sudah dipenuhi miselium (berwarna putih), maka polybag yang berisi media tersebut dapat dipindahkan ke kumbung produksi untuk menumbuhkan tubuh buah.

  1. Budidaya untuk produksi tubuh buah
Kumbung produksi sebaiknya tidak dibangun berdekatan dengan kandang hewan. Kumbung produksi harus memenuhi beberapa ketentuan seperti factor temperature, kelembaban, cahaya dan lain-lain. Untuk memperbaiki kelembaban di dalam kumbung produksi, semua bagian dalam dinding dan atap harus dilapisi dengan plastic. Walaupun demikian jendela harus tetap ada terutama di bagian aats dan dasar sekeliling dinding. Adanya jendela ini akan berperan secara langsung terhadap temperature dan kelembaban di dalam kumbung. Selain itu dengabn adanya jendela yang dibuka pada waktu malam tetapi semua jendela ditutup waktu siang akan membantu perkawinan miselium sehingga membentuk tubuh buah. Fluktuasi temperature antara siang dan malam akan mempengaruhi terbantuknya tubuh buah. Selain itu sebelum polybag disusun dalam kumbung produksi untuk menumbuhkan tubuh buah, maka kumbung perlu difumigasi dengan uap formalin ditambah dengan KMnO4 (kalium permanganate), atau pestisida lainnya. Lantai kumbung ditaburi kapur dan penaburan kapur ini diulang setiap bulan. Sebab itu sebaiknya lantai kumbung terbuat dari batu bata yang ditata sedemikian rupa tanpa disemen. Ini akan membantu pengaturan kelembaban udara dalam kumbung.
Jamur Tiram
  1. Jamur tiram putih
Untuk tiram putih, polybag disusun vertical pada rak bamboo atau kayu. Setelah miselium memenuhi seluruh permukaan polybag, umumnya akan ada tubuh buah “nyelonong” melalui kapas penutup polybag. Selanjutnya plastic polybag di bawah ring dipotong melingkar sehingga permukaan media terbuka. Nantinya tubuh buah jamur tiram putih akan bermuncukan dari bagian yang terbuka ini.
Untuk memanen tubuh buah jamur tiram putih cukup dicabut saja dari media dan bagian pangkal tubuh buah (bungkil) dipotong.

  1. Jamur Tiram Coklat
Seperti halnya tiram putih, bila waktunya berproduksi, biasanya akan ada tubuh buah yang nyelonong. Ini pertanda, bahwa produksi akan segera dimulai. Khusus untuk jamur tiram coklat, plastic tidak perlu dipotong dan ring tidak dilepas. Disini ring berfungsi sebagai penyangga sehingga tubuh buah jamur tidak mudah rontok. Proses pemanenan sama dengan jamur tiram putih.

  1. Jamur Kuping
PEmindahan penyusunan polybag jamur kuping ke dalam kumbung produksi dilakukan bila miselium sudah tumbuh hingga 2/3 panjang polybag. Bila polybag sudah tersusun rapi, maka plastic di dekat ring di “silet” seperti tanda X dengan ukuran 0,5 x 0,5 cm. Sejak dilakukan penyiletan di dekat ring, maka pemyemprotan (dengan sprayer) boleh diarahkan langsung mengenai polybag (untuk jamur kuping dan tiram) dilakukan 1-3 kali sehari di musim kemarau. DI musim hujan cukup sekali akan lebih baik, bila penyemprotan diarahkan ke lantai. Setelah 5-7 hari penyiletan plastic polybag, maka tunas tubuh buah mulai muncul. Jika bagian tepi jamur kuping sudah menipis, maka pemanenan dapat dilakukan dengan cara mencabutnya. Bagian pangkal dipotong seperti jamur tiram.

Untuk jamur tiram maupun jamur kuping dapat langsung dipasarkan atau dikonsumsi (dimasak). Khusus jamur kuping banyak dilakukan pengeringan dengan jalan mencucinya lebih dulu kemudian dijemur selama 3-4 hari (bila cuaca cerah).
Pencucian dan penjemuran yang baik akan menghasilkan permukaan jamur kuping yang berwara hitam itu mengkilap.

  1. Jamur Shiitake
Polybag jamur shiitake umumnya diletakkan vertical seperti pada jamur tiram putih. Bila seluruh permukaan sudah coklat tua akan diikuti dengan timbulnya benjolan-benjolan seperti bisul. Kini tiba saatnya untuk melepas ring tanpa membuang kapas penutup polybag. Setelah 3-4 hari kapas dibuang dan dibiarkan lagi 1-2 hari. Selanjutnya plastic dipermukaan atas sekeliling bekas tempat ring dipotong dan media yang sebagian plastiknya terbuka, kemudain dibalik tetapi tetap diletakkan di rak bamboo/kayu. PEnyiraman dengan cara penyemprotan air selama polybag dibalik boleh dikenakan di permukaan polybag. Ini dilakukan satu kali sehari saja selebihnya diarahkan ke lantai kumbung. Setelah 4-5 hari dibalik, kini polybag dibalik lagi seperti semula tetapi pembalikan ini disertai kejutan mekanik dengan jalan mengetuk bagian dasar polybag. Kini penyemprotan hanya ditujukan ke permukaan lantai. Bila tubuh buah sudah muncul, pemanenan biasanya dilakukan sebelum “paying” mekar penuh (unpeel). Pemanenan dilakukan dengan cara memotong pangkal tubuh buah dekat media tanam (Tidak dicabut seperti jamur tiram atau jamur kuping). Umumnya tangkai dipotong pendek dekan paying. Potongan tangkai ini di pasaran disebut kaki jamur. Baik paying dan kaki jamur dapat dijual segar maupun dikeringkan.

  1. Pembuatan Logwoods
Selain melalui pembuatan bag logs, budidaya jamur dapat juga dilakukan dengan cara membuat log wood. Teknik ini sebenarnya lebih menguntungkan karena yang digunakan sebagai media ialah batang kayu yang sudah lama mati dan tidak memerlukan proses sterilisasi media seperti pembuatan bag log. Rumah (kumbung) untuk budidaya jamur tidak perlu tertutup rapat (dinding) seperti pada budidaya menggunakan bag log. Di sini factor yang terpenting adalah atap (peneduh) dan penyiraman yang baik. Untuk mengurangi factor angina yang ikut mengurangi produksi dapat diatasi dengan menanam pohon pelindung seperti bamboo di sekitar “kumbung”.

Cara Pembuatan
Dicari batang kayu yang sudah mati dan biasanya kering benar. Untuk itu perlu dilakukan pengeboran atau dilubangi menggunakan pahat. Lubang dibuat dengan garis tengah sekitar 5-8 mm dengan kedalaman 15-25cm. Lubang ini dibuat berdekatan dengan beberapa model untuk mudahnya lihat gambar berikut
Ukuran lubang sangat ergantung pula pada ketersediaan bantang kayu yang telah mati.
Faktor lain yang ikut berperan dalam teknimk ini ialah kandungan air batang kayu tersebut (kelembaban). Sebab itu setelah batang kayu tadi dilubangi, perlu penyiraman/perendaman agar kelembaban batang kayu tersebut berkisar antara 35-55%.
Untuk temperature lingkungan yang optimal berkisar antara 22 – 25 oC. Oleh sebab itu ketinggian tempat dari permukaan air laut ikut menentukan temperature lingkungan, kelembaban udara, kecepatan angina, kualitas bibit dan jenis kayu menentukan keberhasilkan budidaya dengan teknik ini.
Sebagai bahan penutup lubang batang kayu setelah pengisian bibit, dapat digunakan paraffin (lilin) atau langsung ditutup menggunakan pasak dari jenis kayu yang lunak.
Keuntungan lain dari budidaya dengan teknik ini ialah waktu pemanenan amat panjang/lama dan menurut mereka yang mengejar cita rasa tinggi, mengatakan rasa jamur dari budidaya dengan teknik ini lebih enak dibandingkan jamur sejenis yang diperoleh dari budidaya baglog.
Kelemahan teknik budidaya ini, yaitu keberhasilannya dan keserempakan produksi lebih rendah dibandingkan menggunakan bag log. Disamping itu jarak waktu pengisian bibit hingga panen pertama budidaya dengan teknik wood log cukup lama (berkisar 5-6 bulan, bahkan lebih).

  1. Kontaminasi pada polybag
Kontaminasi pada media dalam polybag akan menyebabkan terhentinya pertumbuhan dan perkembangan miselium. Biasanya ditunjukkan dengan timbulnya warna hitam, kuning, nila atau hijau pada media di dalam polybag sehingga tubuh buah tidak mungkin ke luar dari bagian ini.
Ada beberapa sumber yang menyebabkan terjadinya kontaminasi, antara lain :
  1. Proses sterilisasi media dalam polybag yang tidak sempurna
  2. Saat mengisi bibit F3 tidak antiseptic
  3. Plastik polybag yang cacat/berlubang sehingga spora jamur mikro atau bakteri, bahkan kutu dapat menyelundup masuk ke dalam media
  4. Kontaminasi kapas penutup polybag berada di dalam kumbung inkubasi. Oleh sebab itu sering kali saat polybag diinkubasi perlu disemprot dengan campuran kreolin (sabun ditambah fenol kristal) atau disemprot perasan kunyit.
  5. Kualitas/kebersihan air untuk penyiraman di dalam kumbung produksi perlu diperhatikan

Upaya mengatasi Hama
Untuk mengatasi hama yang muncul jangan sekali-kali menggunakan fungisida atau insektisida sintetik karena akan meninggalkan residu kimia yang dapat menurunkan produksi dan beberapa bagi kesehatan konsumen. Sebagai jalan yang keluar ialah menjaga kebersihan lingkungan, baik di luar kumbung maupun di dalam kumbung. Insektisida alami (nabati) banyak yang efektif untuk memberantas hama. Misalnya perasan daun/bisi pohon mamba (Azadirachtha indica), daun pegagan (Cenlella asiatica), daun tembakau (Nicotiana Tabaccum), umbi gadung (Dioscorea sp) dan lain-lain.
Hama yang banyak dijumpai dalam memproduksi jamur antara lain :
  1. Hama penggerek berupa ulat yang nantinya akan bermetamorfosa menjadi lalat atau sejenis kutu (jawa : kepik berwarna hitam)
  2. Siput tanpa cangkang
  3. Ulat kilan (uler gagak) berwarna hitam, jika berjalan tubuhnya membentuk huruf U terbalik
  4. Sejenis lalat buah yang berwarna hitam
  5. Tikus, reyap dll
 
Pemberian kapur di bagian luar dinding kumbung dan lantai di dalam kumbung amat membantu mempertahankan sanitasi kumbung produksi. Untuk mencegah rayap, maka kayu atau bamboo sebagai bahan bangunan kumbung perlu diolesi oli bekas (boleh dicampur minyak tanah). Masalahnya yang media di dalam polybag juga berupa kayu yang amat disukai rayap. Pada kaki rak bamboo/kayu akan lebih baik kalau dililit kain bekas yang diberi oli dan minyak tanah.

  1. Jamur beracun
Teknik mendeteksi toad tools (JAMUR YANG DIDUGA BERACUN) dengan analisis kimia : Warna tudung/paying mencolok
  1.  
  2. Senyawa Cholin
  3. Senyawa Mustardin
  4. Tumbuh di tempat kotor
  5. BErbau H2S (telur busuk)
  6. BErbau seperti CH4 (seperti gas rawa)
  7. Jika dimasak berubah warna, jika demikian jangan di makan
  8. Jika jamur dimasak kemudian ditempelkan pada nasi putih, akan mengubah warna nasi putih tadi. Jika ditempelkan ke perak akan mengubah warna perak menjadi hitam.
  9. Umumnya jamur yang tumbuh dari permukaan tanah 95% mengandung racun
  10. Pada stipe (Tangkai tudung jamur) terdapat cincing kecuali jamur merang.


Rabu, 17 Juli 2013

Jamur Tiram Jombang

Jamur Tiram Jombang


Kami "Pemuda Mandiri Mushrom" siap bermitra dengan anda, siapkah anda menjadi mitra bisnis sukses bersama  kami !!! 
Siap Sukses
Berani Sukses Sejak Muda
Bersama " Pemuda Mandiri Mushrom"
Group perkumupulan pengusaha sukses muda, Siap resiko, Siap gagal, dan hasilnya adalah beresiko "BERHASIL"





Contact kami:
Dian Hidayatulloh
(Owner)

Kamis, 03 Januari 2013

beli jamur tiram

Kami menjual Jamur Tiram segar perhari 30-100kg , Spec Jamur Segar Warna Putih, utuh. Bagi rekan2 yang berminat silakan hub 085655219052



 

cara bisnis jamur tiram

Cara Budidaya Jamur Tiram di Daerah Panas

kumbung jamur tiram 200x150 Cara Budidaya Jamur Tiram di Daerah PanasMenekuni bisnis budidaya jamur tiram memang sangat menguntungkan. Tingginya permintaan pasar dan mudahnya proses budidaya jamur tiram menjadi salah satu alasan mengapa jenis jamur ini lebih sering dibudidayakan masyarakat dibandingkan jenis jamur lainnya. Meskipun begitu, sampai hari ini ada sebuah kendala yang sering dihadapi para pemula dalam menjalankan bisnis budidaya jamur tiram. Yaitu faktor pemilihan lokasi budidaya yang sesuai dengan habitat hidup jamur tersebut.
Biasanya pertumbuhan jamur tiram akan optimal sepanjang tahun bila lokasi budidayanya sesuai dengan habitat aslinya, yakni di kawasan pegunungan atau di daerah dataran dengan ketinggian antara 400-800 meter di atas permukaan air laut (mdpl), serta memiliki suhu udara sekitar 20-28°C dengan tingkat kelembapan sekitar 70% sampai 80%. Lalu bisakah jamur tiram dibudidayakan di daerah panas?
Bagi Anda yang berada di daerah dataran rendah khususnya di lingkungan yang cukup panas, kini tidak perlu takut lagi untuk mencoba budidaya jamur tiram. Sebab ada banyak cara yang bisa Anda lakukan untuk menyiasati kondisi lingkungan di sekitar Anda. Untuk mengetahui informasi selengkapnya, mari kita bahas bersama beberapa tips bisnis yang bisa Anda gunakan untuk membudidayakan jamur tiram di daerah panas.
Pertama, langkah mudah yang bisa Anda coba yaitu membuat bangunan kumbung jamur dengan sistem sirkulasi buka tutup. Yang dimaksud buka tutup disini adalah menutup sirkulasi kumbung jamur di siang hari agar kelembapan di dalamnya tetap terjaga, dan membukanya pada malam hari sehingga suhu ruangan di dalam kumbung jamur bisa lebih dingin.
Kedua, gunakan bahan atap yang tidak menyerap panas. Hal ini penting agar intensitas sinar matahari yang masuk ke dalam kumbung jamur tidak berlebihan. Beberapa bahan yang bisa Anda gunakan sebagai atap kumbung jamur antara lain anyaman bambu, atau genteng.
Ketiga, faktor kelembapan merupakan syarat utama yang harus terpenuhi dalam budidaya jamur tiram, sebab kelembapan udara sangat berpengaruh pada pertumbuhan jamur. Untuk mengatasi hal tersebut, Anda bisa meletakkan beberapa tong/wadah air di dalam kumbung jamur untuk meningkatkan kelembapan ruangan.budidaya jamur tiram 200x149 Cara Budidaya Jamur Tiram di Daerah Panas
Keempat, karena lokasi budidaya jamur berada di daerah panas, maka usahakan untuk membuat bangunan kumbung di tempat yang teduh atau dekat dengan pepohonan. Selain itu hindari pula pembuatan pintu kumbung yang berada di arah matahari terbit atau terbenam, hal ini dilakukan untuk mencegah sinar matahari langsung masuk ke ruangan kumbung.
Kelima, lindungi sekitar lokasi kumbung dari sinar matahari langsung yang terlalu menyengat. Anda bisa melakukannya dengan cara menanam banyak pohon rindang (perdu) disekeliling kumbung jamur.
Keenam, untuk memperlancar sirkulasi udara di dalam kumbung jamur tiram, usahakan tinggi bangunan kumbung dibuat lebih tinggi atau tidak kurang dari 4 meter.
Ketujuh, perhatikan rak penyimpanan baglog jamur yang dibuat. Bila di daerah dingin rak yang dibuat pada kumbung jamur bisa mencapai 5 tingkat, pastikan rak yang dibuat di daerah panas tidak lebih dari 3 tingkat.
Kedelapan, karena lokasi kumbung jamur berada di daerah panas, maka sebisa mungkin lakukan penyiraman lebih sering dibandingkan di daerah pegunungan. Penyiraman baglog jamur bisa Anda lakukan minimal 3 kali dalam sehari.
Nah, dengan demikian Anda tidak perlu khawatir jika ingin mmbudidayakan jamur tiram tetapi daerah Anda merupakan daerah yang panas. Silahkan mencoba peluang bisnis jamur dimanapun Anda tinggal. Mulai dari yang kecil, mulai dari yang mudah, mulai dari sekarang! Salam sukses.
Sumber gambar : http://sumarsih07.files.wordpress.com/2010/01/di-kumbung-jamur.jpg dan http://st281560.sitekno.com/images/art_16550.jpg

peluang bisnis jamur tiram

peluang bisnis jamur tiram
Jamur Tiram: Budidayanya menjanjikan (1)
Makin banyak orang yang mengonsumsi jamur tiram. Tak pelak, usaha budidaya jamur jenis ini pun menjamur. Di alam bebas, jamur bernama Latin Pleurotus ostreatus itu banyak tumbuh pada tanaman kayu yang telah mati atau layu. Makanya, tanaman ini juga sering disebut jamur kayu.
Lantaran budidayanya tidak susah, belakangan banyak orang yang tertarik membudidayakannya. Selain gampang, budidaya jamur tiram juga menguntungkan karena permintaannya tinggi. "Budidaya jamur tiram jauh lebih mudah dibandingkan jamur lain, seperti jamur kuping dan jamur hitam," ujar Satya Wahyu, pebudidaya jamur tiram di Simo Gunung, Surabaya, Jawa Timur.
Selain melakukan budidaya, Satya juga menjadi pedagang pengumpul alias pengepul jamur tiram dalam jumlah besar. Dia mulai membudidayakan jamur tiram sejak tahun 2010 lalu. Namun, baru mulai awal tahun 2012 ia menjadi pengepul jamur tiram.
Kini, Satya mampu menjual minimal 51 ton jamur tiram dalam sebulan. Jamur sebanyak itu dia pasok ke sebuah perusahaan yang sudah menjalin kontrak kerja sama dengannya.
Perusahaan yang menjadi mitra Satya kemudian mengekspor jamur tiram. "Setiap bulan saya rutin menjual 50 ton bagi perusahaan itu," ujarnya.
Sementara, secara ritel Satya melego satu dua ton jamur tiram. Harga jamur tiram saat ini mencapai ?Rp 10.000 per kg. Dengan harga tersebut, omzetnya dalam sebulan bisa mencapai Rp 500 juta. Adapun laba bersihnya sekitar 10% hingga 20% dari pendapatan.
Laba menjadi pengepul memang tidak sebesar bila membudidayakan sendiri. Satya bilang, keuntungan dari budidaya sendiri bisa mencapai 80%. Namun, menurutnya, bila menjual dalam partai besar seperti 50 ton susah untuk dipenuhi dari hasil budidaya sendiri. "Mencari lokasi budidayanya yang sulit," katanya.
Satya menjelaskan, harga satu bibit jamur tiram yang dijual di pasaran berkisar antara Rp 3.000-Rp 6.000 per pot plastik. Satu pot plastik bisa dipanen dalam enam hingga sepuluh kali dengan berat per pot mencapai setengah kg jamur.
Maka, satu pot bisa menghasilkan uang hingga Rp 40.000. Dengan biaya budidaya yang mini, tentu keuntungan budidaya sendiri jauh lebih besar.
Pelanggan yang kerap membeli jamur tiram dari Satya adalah perusahaan asal Mojokerto dan juga pembeli ritel di kawasan Surabaya. Secara ritel, ia juga rutin memasok permintaan dari luar Jawa semisal Banjarmasin dan Balikpapan.
Permintaan jamur tiram yang tinggi berkat maraknyamakanan olahan jamur yang sekarang banyak beredar di pasar. Selain diolah menjadi aneka camilan seperti jamur crispy, "Jamur tiram juga banyak diolah makanan sehat lain semacam mi ayam jamur," jelas Satya.
Pembudidaya jamur tiram lainnya adalah Ozzy Manoach asal Prige, Pasuruan, Jawa Timur. Beda dengan Satya, ia fokus berprofesi sebagai pembudidaya jamur tiram. Namun, di bisnis ini, Ozzy memang terhitung masih pendatang anyar. Ozzy baru memulai usaha ini pada Januari 2012 lalu. Kendati masih gres, Ozzy sudah mengantongi omzet sekitar Rp 25 juta per bulan. Penghasilan itu dia dapat dari hasil panen jamur sekitar 2,5 ton per bulan.
Ozzy menjual jamur tiram dengan harga Rp 10.000 per kg kepada pengepul. Dia menuturkan, prospek budidaya jamur tiram sangat baik karena permintaan pasar cukup tinggi.
Harganya di pasaran juga lumayan tinggi. Di pasar tradisional, misalnya, harganya berkisar Rp 18.000-Rp 20.000 per kg. Sedang di supermarket bisa mencapai Rp 35.000-Rp 60.000 per kg. Dari hasil budidaya, margin yang Ozzy kantongi mencapai 40% dari pendapatan. Selain di wilayah Jawa Timur, Ozzy biasa menjual jamurnya hingga ke Jakarta. Selain jamur tiram, dia juga melego pelbagai perlengkapanyang dibutuhkan untuk budidaya tanaman ini.
Ambil contoh, media tanam jamur tiram dan tempat untuk memperbesar jamur tiram hingga bisa panen. Tempat memperbesar jamur ini Ozzy sebut rumah jamur atau kumbung yang terbuat dari bambu dan disusun bertingkat. Bila tertarik, silakan hitung cermat.

sumber : http://peluangusaha.kontan.co.id/news/jamur-tiram-budidayanya-menjanjikan-1/2012/08/10

Kegagalan dalam budidaya jamur tiram

Kegagalan dalam budidaya jamur tiram

Dalam pembuatan baglog jamur tiram, seringkali timbul yellow spot, green spot, gagal menumbuhkan miselium, perkembangan miselium lambat, baglog membusuk, dsb.


Kegagalan ini sebenarnya disebabkan oleh berbagai macam faktor, memang faktor kegagalan ini harus juga diperhitungkan agar kita siap dalam mengantisipasinya.
Seringkali faktor sterilisasi media dianggap sebagai satu-satunya sebab dalam kegagalan.

Padahal proses sterilisasi media hanya merupakan salah satu penyebab saja. Dalam berbagai analisa rekan-rekan, literatur, pengalaman, faktor-faktor kegagalan ini dapat disebabkan berbagai macam sebab. Posting kali ini mencoba sedikit menganalisa sebab-sebab tersebut dan sedikit antisipasinya.
Jika dari sahabat dan rekan-rekan memiliki pengalaman yang lain kami mohon kritik, saran, dan tentunya feedback nya agar juga menambahkan posting ini.

Faktor dari serbuk kayu yang digunakan
Media kayu adalah media utama dalam penumbuhan jamur ini. Jadi sangat penting untuk memperhatikan jenis serbuk kayu yang digunakan. Hendaknya untuk mempermudah budidaya, jenis kayu yang digunakan homogen atau tidak bercampur. Ini berpengaruh dalam lamanya waktu pengomposan dan juga tentunya perkembangan miselium. Untuk wilayah di pulau jawa, paling mudah menggunakan jenis kayu sengon laut. Pencampuran dengan jenis lainnya boleh dilakukan tetapi hendaknya 80% bersifat homogen.Seringkali kegagalan timbul karena pencampuran ini tidak terkontrol, apalagi tercampur dengan jenis kayu yang bergetah seperti kayu pinus, damar, cemara, dan sebagainya.
Penting juga untuk memperhatikan apakah dari penggergajian kayu, serbuk gergaji tersebut terkena tumpahan oli atau tidak, karena sangat beresiko jika digunakan dalam budidaya

Faktor PH
Dalam pencampuran media baglog, tingkat PH dari serbuk gergaji harus diperhatikan dengan benar di kisaran 7. PH yang terlalu basa (poin 7 keatas hingga 8) akan menyebabkan kegagalan. Karena faktor PH ini lah, dalam budidaya diperlukan pengomposan. Metoda pengomposan dari masing-masing pebudidaya memang lain-lain, tapi tujuannya satu yaitu menurunkan PH serbuk gergajian. Metoda itu antara lain:
  • Setelah mencampur, dibiarkan semalam, lalu baru dimasukkan ke dalam kantong baglog
  • Dengan mencampurkan EM4 untuk mempercepat pengomposan
  • Mencampur serbuk gergajian dengan kapur lalu dibiarkan minimal 3 minggu untuk pengomposannya.
Penting sekali untuk memeriksa kondisi PH ini sebelum dimasukkan ke dalam kantong. Pemeriksaan bisa dengan PH meter atau kertas lagmus. Ada pengalaman dari rekan-rekan, jika PH masih di kisaran 7,5 - 8, campuran diberi sedikit campuran air cuka.. lalu diperiksa kembali, setelah PH di sekitar 7, baru dimasukkan ke dalam kantong.
Faktor AIR
Dalam menambahkan kadar air, seringkali kita memang tidak memeriksa air yang digunakan. Ada yang menggunakan air sumur, air PDAM, atau malah air kali biasa. Kandungan kimia pada air tersebut terkadang tidak kita ketahui, jika terdapat kandungan yang mungkin saja bisa menggagalkan dalam proses budidaya, hal ini tentunya tidak kita inginkan. Cara sederhana untuk mengatasinya adalah, air yang akan kita gunakan hendaknya diendapkan dahulu, bisa juga dengan mencampurkan arang untuk menetralisir dan memurnikan air.

Faktor campuran yang kurang baik
Kadar dari campuran memang bermacam-macam dari masing-masing pebudidaya, tetapi rata-rata menggunakan nutrisi sekitar 10%-15%, ada yang maksimal hingga 20% dari berat gergajian. Nutrisi yang kami maksud di sini adalah perbandingan bekatul atau jagung.
Pastikan bahan yang digunakan dalam campuran masih dalam kondisi segar dan baru, tentunya kualitasnya juga harus baik.
Penting sekali untuk segera melakukan sterilisasi setelah campuran dimasukkan ke dalam kantong baglog. Karena setelah dimasukkan ke dalam plastik, akan timbul gas fermentasi yang dapat melambatkan tingkat kecepatan tumbuh miselium nantinya, atau bahkan menghentikannya sama sekali.

Faktor sterilisasi
Nah.. faktor ini yang sering menjadi momok pada budidaya. Metodanya banyak sekali, ada yang menggunakan tong, ada yang menggunakan steamer beton, plat baja. Ada yang langsung dipanaskan, ada yang menggunakan boiler sebagai penghasil uap panasnya. Intinya cuma satu, bagaimana metoda yang digunakan tersebut dapat memanaskan media baglog hingga 100 derajat C dan mematikan semua bakteri yang ada. Sehingga baglog yang sudah steril tersebut dapat tumbuh miseliumnya setelah ditanamkan bibit di dalamnya.
Air yang digunakan dalam memanaskan baglog juga sebaiknya harus selalu baru dan bersih.
Faktor kesalahan dalam inokulasi
Dalam melakukan inokulasi bibit jamur tiram putih, kondisi baglog setelah melalui proses sterlilisasi harus memiliki suhu yang pas..
Suhu baglog yang masih terlalu panas dapat menyebabkan kegagalan, begitu juga sebaliknya, suhu yang sudah terlalu dingin juga dapat menimbulkan kegagalan.
Suhu yang baik kira-kira di kisaran 35-38 derajat C (masih hangat sedikit, tapi tidak panas)
Jangan pula misalnya sudah lebih dari 2 hari keluar dari steamer proses sterilisasi, baru dilakukan proses inokulasi, ini sudah terlalu dingin.
Faktor bibit jamur yang kurang baik
Bibit jamur tiram putih sangat penting sekali dalam menentukan tingkat keberhasilan dalam budidaya jamur tiram putih. Kualitas bibit ini sangat menentukan keberhasilan. Jangan menggunakan bibit yang sudah terlalu tua. Itu sebabnya sebaiknya jika membeli bibit, janganlah yang kondisi sudah 100% miseliumnya, karena kita sendiri tidak tahu sudah berapa lama umur bibit itu sendiri. Bibit yang sudah terlalu tua (apalagi sudah tumbuh jamurnya) kurang baik untuk digunakan. Bibit yang berumur masih muda memiliki kekuatan yang lebih baik.
Dalam membeli bibit sebaiknya dalam kondisi 70% atau 80% miseliumnya. Dan segera digunakan setelah miselium menyelimuti botol (100%). Jika masih tertunda penggunaannya, maksimal seminggu setelah miselium bibit mencapai 100% sudah harus digunakan.
Dalam pembuatan bibit juga perlu diperhatikan dengan baik sejak dari proses di PDA. Jika perkembangan miselium di PDA sangat tebal dan bagus, InsyaALLAH selanjutnya jika diturunkan ke F1 dan F2 akan bagus terus. Contoh PDA yang bagus seperti pada foto botol sebelah kiri.


Komposisi bibit
Ada baiknya kita juga tahu komposisi nutrisi dari bibit yang akan kita gunakan. Komposisi nutrisi pada bibit jamur tiram menentukan kualitas kekuatan miselium dalam perkembangan di baglog nantinya. Indikasi sederhananya dapat terlihat pada warna putih miselium di botol bibit. Jika putihnya berwarna sangat putih, ini mengindikasikan nutrisi nya baik, tapi jika warna putihnya hanya semu saja, ini mengindikasikan nutrisi yang digunakan kurang.
tampak foto miselium putihnya tebal
walaupun masih kondisi 20%



Faktor kebersihan ruang inkubasi
Pada ruang inkubasi, faktor kebersihan, sirkulasi udara, kelembaban juga harus sangat diperhatikan. Bisa jadi semua faktor sudah terlewati dengan baik, dan perkembangan miselium juga baik, tetali karena ruang inkubasi kurang bersih, perkembangan miselium justruk menjadi lambat dan malah terhenti sama sekali. Ada baiknya ruang inkubasi secara rutin dilakukan sterilisasi dengan menyemprotkan formalin 2% sebelum diisi baglog, ini untuk meyakinkan bersih dan sterilnya ruang inkubasi itu sendiri.
Mungkin masih ada beberapa faktor lagi yang terlewat bisa ditambahkan kemudian..
sumber :http://jamursekolahdolan.blogspot.com/2010/10/kegagalan-dalam-budidaya-jamur-tiram.html