Harap klik dibawah ini !!

Harap Klik disini !!

Jumat, 02 Desember 2011

JAMUR TIRAM FLORIDA DAN TIRAM OSTERN

 Cara Membedakan Tiram Florida & Ostern

Mungkin bagi sebagian orang awam atau pemula dalam budidaya jamur belum mengenal jenis jenis jamur, terutama jamur tiram. Seperti yang telah saya jelaskan dalam tulisan saya dulu tentang jenis jenis jamur tiram, tapi semuanya adalah jenis jamur tiram florida, yang membedakan adalah hanya warnanya saja.
Nah, sekarang bukan warnanya yang beda, tapi strukturnya juga beda. Yaitu perbedaan antara jamur tiram florida dan tiram ostern. Jamur tiram florida tudungnya cenderung membentuk payung dan melebar, dan ukuran batang tidak besar. Sedangkan tiram ostern tudungnya menguncup ke atas dan tidak melebar, sedangkan ukuran batang besar dan kokoh, ada yang menyebutnya seperti terompet. Bisa dilihat di gambar di bawah ini.
Jamur Tiram Florida (kiri) dan Jamur Tiram Ostern (kanan)
 Tampak Atas

Pengalaman saya, ada pemesan baglog jamur ke petani untuk buatkan baglog jamur tiram jenis ostern, karena pasaran mereka adalah outlet outlet jamur krispi. Karena untuk jamur yang paling baik untuk jamur krispi adalah dengan memakai bahan jamur mentah jenis ostern, karena batangnya yang besar. Ceritanya, ternyata pemesan baglog tersebut tertipu oleh petani karena baglog jamur yang keluar adalah jamur tiram jenis florida. Alangkah kecewanya mereka, akhirnya mereka mencari petani pembuat baglog jamur yang bisa membuatkan baglog jamur jenis ostern. Makanya anda harus hati hati dan jeli memilih petani yang jujur sebelum terlanjur…

Budidaya Jamur


 Tinjauan Umum Jamur



Jamur Tiram, Kuping, Shiitake dan lain-lain merupakan jenis jamur kayu edible yang sering dibudidayakan saat ini. Budidaya jamur kayu edible sebagai penambah ekonomi keluarga dengan memanfaatkan lahan pekarangan (lahan tidak subur) dan pemanfaatan tenaga keluraga sebagai (tidak langsung) pekerja. Lain dari itu, jamur berfungsi sebagai individu pendaur ulang limbah serbuk kayu gergajian (selanjutnya disebut serbuk kayu) atau semua bahan limbah yang masih mengandung senyawa lignoselulotik seperti kulit kacang tanah, sepak tebu, jerami, seresah daun, tongkol jagung, buangan dahan atau pohon yang telah mati di hutan dan lain-lain.
Di Indonesia sumber tenaga kerja, sumber daya alam (pekarangan) di pedesaan dan limbah lingo-selulotik tersedia dalam jumlah yang cukup. Lain dari itu secara topografi Indonesia memiliki banyak dataran tinggi yang mempunyai kelembaban udara yang tinggi dengan temperature yang rendah. Keadaan yang demikian ditambah dengan adanya 2(dua) musim yaitu kemarau dan hujan tanpa disertai musim salju seperti halnya di Negara 4 (empat) musim sehingga memberikan kesempatan yang amat baik bagi semua masyarakat Indonesia untuk melakukan budidaya jamur sepanjang tahun.

Beberapa hal penting dalam budidaya jamur kayu edible, yaitu :
  1. Syarat Tumbuh
Jamur kayu biasanya menghendaki temperature lingkungan berkisar antara 24o-26oC dengan kelembaban udara berkisar RH 80-90%. Untuk itu ketinggian tempat berkisar, antara 600-1000 meter dari permukaan laut atau lebih. Lain dari itu kecepatan angina rata-rata harus relative lambat, karena itu akan berpengaruh langsung terhadap kelembaban di tempat itu.

  1. Bibit Jamur
Bibit jamur kayu yang akan dibudidayakan sebaiknya diperoleh dari perusahaan yang memang mengembangkan jamur kayu edible. Ini untuk menghindari bbit yang meragukan terutama karena ada jenisa jamur yang beracun. Biasanya bibit yang diinokulasi ke polybag ada dalam tahap F3

  1. Tata Cara Pembuatan Bibit F2 dan F3


Penggunaan autoklaf

Autoklaf sebenarnya bukan kukusan tetapi bertekanan dan dilengkapi dengan manometer (untuk mengetahui besar tekanan uap air di dalamnya). Selain itu disertai dua buah klep (valve) Satu klep berfungsi sebagai safety valve/pengaman (supaya tidak meledak bila pemakai lengah sehingga tekanan melebihi batas yang telah diatur/diinginkan sesuai kemampuan alat ini) dan satu lagi berfungsi untuk exhaust valve/pengeluaran.

Membuat bibit F1
Untuk membuat bibit F1 perlu membuat cetakan spora (spore print). Jamur yang cukup tua diletakkan di atas kertas atau plastic yang telak diolesi media. Spora yang jatuh ke permukaan media di atas kertas/plastic tersebut akan membentuk cetakan spora (mirip sidik jari). Jika spora sudah disterilisasi dapat ditanam pada media PDA sehingga tumbuh misselium. Itu artinya bibit F1 sudah tersedia.

Membuat bibit F2 dan F3
Media untuk bibit F2, F3 dan polybag sama, yaitu terdiri dari serbuk kayu gergajian 80%, bekatul 20%, CaCo3 1%, RH 60-65%, pH 6,8-7,2 (diatur dengan CaCo3 atau CaO). Campuran ini diatur kelembaban berkisar antara 60-65%, yaitu dengan penambahan air. Walaupun demikian ada juga yang menambah campuran tadi dengan bahan lain seperti urea, KH2PO4 dan lain-lain.
Proses sterilisasinya sama dengan sterilisasi F1, yaitu menggunakan autoklaf hanya saja waktu sterilisasinya perlu ditambah 5-10 menit karena serbuk kayu merupakan bahan yang bersifat isolator atau tidak mudah menyalurkan panas. Biasanya bibit F1 yang diinokulasikan/dimasukkan untuk starter F2 tidak banyak, yaitu sekitar 1cm2. Bila inokulasi ini berhasil, maka dalam 2(dua) minggu seluruh permukaan media F2 di dalam botol bekas saus akan dipenuhi miselium. Kalau keadaan bibit F2 sudah benar-benar penuh miselium, maka tiba saatnya membuat bibit F3.
Media bibit F3 komposisinya sama dengan F2. Sekitar 1 9satu) sendok the F2 diinokulasikan ke media F3 secara antiseptic. Bila dalam dua minggu miselium sudah memenuhi seluruh permukaan media bibit F3, maka tiba saatnya diinokulasikan ke polybag.
Untuk polybag dengan berat sekitar 1 (satu) kg dan ukuran kantong plastic 28 x 15 cm, memerlukan waktu 1-2 bulan untuk setiap berproduksi tetapi waktu ini sangat bergantung pada jenis dan keadaan lingkungan. Kesiapan untuk berproduksi ditunjukkan dengan penuhnya miselium di seluruh permukaan polybag.
Perlu diingat, bahwa kantong plastic yang digunakan untuk mengemas media dalam polybag (juga disebut dengan nama baglog) terbuat dari palstik jenis Poly Propilene (PP) dengan ketebalan 0,05 mm atau lebih. Jika disterilisasi polybag yang dibuat mempunyai volume atau berat polybag lebih berat dari 1 (satu) kg, maka waktu sterilisasi harus diperpanjang. Untuk skala industri rumah tangga, biasanya digunakan drum bekas ole. Dengan alat sterilisasi seperti ini polybag harus menggunakan waktu yang lebih lama, biasanya sekitar 5-8 jam dalam keadaan mendidih. Sebab itu waktu dilakukan sterilisasi air dalam drum jangan sampai habis kaerna plastic dan serbuk kayu akan terbakar. Jika kompor/api sudah dimatikan jangan terburu-buru mengeluarkan polybag, melainkan biarkan dulu sampai temperature agak turun (hangat)

  1. Penenaman Bibit untuk Memperoleh Tubuh Buah
Setiap polybag diisi kira-kira 1 kg dan selanjutnya polybag diberi cincin plastic(ring), atau potongan pipa PVC ata potongan bamboo dipasang di mulut polybag dan ditutup dengan kapas berlemak. Pengisian bibit sebaiknya dilakukan di dalam kondisi antiseptic (kalau mungkin ruang sterilisasi menggunakan lampu Ultra Violet Germicides). Tata cara antiseptic perlu dilakukan sebaik-baiknya, artinya : tangan dan semua peralatan seperti meja, pinset termasuk permukaan dan tutup botol dan polybag disucihamakan dengan dilap menggunakan alcohol 90% atau spiritus atau kreolyn.
Media tanam yang sudah diisi dengan bibit ini sementara diinkubasi dalam ruang tertentu yang angat untuk menumbuhkan miselium. Bila factor kelembaban dan temperature lingkungan sesuai, maka dalam waktu sekitar 1,5-2 bulan miselium akan dipeuhi media dalam polybag tersebut. Bila media tanam dalam polybag sudah dipenuhi miselium (berwarna putih), maka polybag yang berisi media tersebut dapat dipindahkan ke kumbung produksi untuk menumbuhkan tubuh buah.

  1. Budidaya untuk produksi tubuh buah
Kumbung produksi sebaiknya tidak dibangun berdekatan dengan kandang hewan. Kumbung produksi harus memenuhi beberapa ketentuan seperti factor temperature, kelembaban, cahaya dan lain-lain. Untuk memperbaiki kelembaban di dalam kumbung produksi, semua bagian dalam dinding dan atap harus dilapisi dengan plastic. Walaupun demikian jendela harus tetap ada terutama di bagian aats dan dasar sekeliling dinding. Adanya jendela ini akan berperan secara langsung terhadap temperature dan kelembaban di dalam kumbung. Selain itu dengabn adanya jendela yang dibuka pada waktu malam tetapi semua jendela ditutup waktu siang akan membantu perkawinan miselium sehingga membentuk tubuh buah. Fluktuasi temperature antara siang dan malam akan mempengaruhi terbantuknya tubuh buah. Selain itu sebelum polybag disusun dalam kumbung produksi untuk menumbuhkan tubuh buah, maka kumbung perlu difumigasi dengan uap formalin ditambah dengan KMnO4 (kalium permanganate), atau pestisida lainnya. Lantai kumbung ditaburi kapur dan penaburan kapur ini diulang setiap bulan. Sebab itu sebaiknya lantai kumbung terbuat dari batu bata yang ditata sedemikian rupa tanpa disemen. Ini akan membantu pengaturan kelembaban udara dalam kumbung.

Jamur Tiram
  1. Jamur tiram putih
Untuk tiram putih, polybag disusun vertical pada rak bamboo atau kayu. Setelah miselium memenuhi seluruh permukaan polybag, umumnya akan ada tubuh buah “nyelonong” melalui kapas penutup polybag. Selanjutnya plastic polybag di bawah ring dipotong melingkar sehingga permukaan media terbuka. Nantinya tubuh buah jamur tiram putih akan bermuncukan dari bagian yang terbuka ini.
Untuk memanen tubuh buah jamur tiram putih cukup dicabut saja dari media dan bagian pangkal tubuh buah (bungkil) dipotong.

  1. Jamur Tiram Coklat
Seperti halnya tiram putih, bila waktunya berproduksi, biasanya akan ada tubuh buah yang nyelonong. Ini pertanda, bahwa produksi akan segera dimulai. Khusus untuk jamur tiram coklat, plastic tidak perlu dipotong dan ring tidak dilepas. Disini ring berfungsi sebagai penyangga sehingga tubuh buah jamur tidak mudah rontok. Proses pemanenan sama dengan jamur tiram putih.

  1. Jamur Kuping
PEmindahan penyusunan polybag jamur kuping ke dalam kumbung produksi dilakukan bila miselium sudah tumbuh hingga 2/3 panjang polybag. Bila polybag sudah tersusun rapi, maka plastic di dekat ring di “silet” seperti tanda X dengan ukuran 0,5 x 0,5 cm. Sejak dilakukan penyiletan di dekat ring, maka pemyemprotan (dengan sprayer) boleh diarahkan langsung mengenai polybag (untuk jamur kuping dan tiram) dilakukan 1-3 kali sehari di musim kemarau. DI musim hujan cukup sekali akan lebih baik, bila penyemprotan diarahkan ke lantai. Setelah 5-7 hari penyiletan plastic polybag, maka tunas tubuh buah mulai muncul. Jika bagian tepi jamur kuping sudah menipis, maka pemanenan dapat dilakukan dengan cara mencabutnya. Bagian pangkal dipotong seperti jamur tiram.

Untuk jamur tiram maupun jamur kuping dapat langsung dipasarkan atau dikonsumsi (dimasak). Khusus jamur kuping banyak dilakukan pengeringan dengan jalan mencucinya lebih dulu kemudian dijemur selama 3-4 hari (bila cuaca cerah).
Pencucian dan penjemuran yang baik akan menghasilkan permukaan jamur kuping yang berwara hitam itu mengkilap.

  1. Jamur Shiitake
Polybag jamur shiitake umumnya diletakkan vertical seperti pada jamur tiram putih. Bila seluruh permukaan sudah coklat tua akan diikuti dengan timbulnya benjolan-benjolan seperti bisul. Kini tiba saatnya untuk melepas ring tanpa membuang kapas penutup polybag. Setelah 3-4 hari kapas dibuang dan dibiarkan lagi 1-2 hari. Selanjutnya plastic dipermukaan atas sekeliling bekas tempat ring dipotong dan media yang sebagian plastiknya terbuka, kemudain dibalik tetapi tetap diletakkan di rak bamboo/kayu. PEnyiraman dengan cara penyemprotan air selama polybag dibalik boleh dikenakan di permukaan polybag. Ini dilakukan satu kali sehari saja selebihnya diarahkan ke lantai kumbung. Setelah 4-5 hari dibalik, kini polybag dibalik lagi seperti semula tetapi pembalikan ini disertai kejutan mekanik dengan jalan mengetuk bagian dasar polybag. Kini penyemprotan hanya ditujukan ke permukaan lantai. Bila tubuh buah sudah muncul, pemanenan biasanya dilakukan sebelum “paying” mekar penuh (unpeel). Pemanenan dilakukan dengan cara memotong pangkal tubuh buah dekat media tanam (Tidak dicabut seperti jamur tiram atau jamur kuping). Umumnya tangkai dipotong pendek dekan paying. Potongan tangkai ini di pasaran disebut kaki jamur. Baik paying dan kaki jamur dapat dijual segar maupun dikeringkan.

  1. Pembuatan Logwoods
Selain melalui pembuatan bag logs, budidaya jamur dapat juga dilakukan dengan cara membuat log wood. Teknik ini sebenarnya lebih menguntungkan karena yang digunakan sebagai media ialah batang kayu yang sudah lama mati dan tidak memerlukan proses sterilisasi media seperti pembuatan bag log. Rumah (kumbung) untuk budidaya jamur tidak perlu tertutup rapat (dinding) seperti pada budidaya menggunakan bag log. Di sini factor yang terpenting adalah atap (peneduh) dan penyiraman yang baik. Untuk mengurangi factor angina yang ikut mengurangi produksi dapat diatasi dengan menanam pohon pelindung seperti bamboo di sekitar “kumbung”.

Cara Pembuatan
Dicari batang kayu yang sudah mati dan biasanya kering benar. Untuk itu perlu dilakukan pengeboran atau dilubangi menggunakan pahat. Lubang dibuat dengan garis tengah sekitar 5-8 mm dengan kedalaman 15-25cm. Lubang ini dibuat berdekatan dengan beberapa model untuk mudahnya lihat gambar berikut
Ukuran lubang sangat ergantung pula pada ketersediaan bantang kayu yang telah mati.
Faktor lain yang ikut berperan dalam teknimk ini ialah kandungan air batang kayu tersebut (kelembaban). Sebab itu setelah batang kayu tadi dilubangi, perlu penyiraman/perendaman agar kelembaban batang kayu tersebut berkisar antara 35-55%.
Untuk temperature lingkungan yang optimal berkisar antara 22 – 25 oC. Oleh sebab itu ketinggian tempat dari permukaan air laut ikut menentukan temperature lingkungan, kelembaban udara, kecepatan angina, kualitas bibit dan jenis kayu menentukan keberhasilkan budidaya dengan teknik ini.
Sebagai bahan penutup lubang batang kayu setelah pengisian bibit, dapat digunakan paraffin (lilin) atau langsung ditutup menggunakan pasak dari jenis kayu yang lunak.
Keuntungan lain dari budidaya dengan teknik ini ialah waktu pemanenan amat panjang/lama dan menurut mereka yang mengejar cita rasa tinggi, mengatakan rasa jamur dari budidaya dengan teknik ini lebih enak dibandingkan jamur sejenis yang diperoleh dari budidaya baglog.
Kelemahan teknik budidaya ini, yaitu keberhasilannya dan keserempakan produksi lebih rendah dibandingkan menggunakan bag log. Disamping itu jarak waktu pengisian bibit hingga panen pertama budidaya dengan teknik wood log cukup lama (berkisar 5-6 bulan, bahkan lebih).

  1. Kontaminasi pada polybag
Kontaminasi pada media dalam polybag akan menyebabkan terhentinya pertumbuhan dan perkembangan miselium. Biasanya ditunjukkan dengan timbulnya warna hitam, kuning, nila atau hijau pada media di dalam polybag sehingga tubuh buah tidak mungkin ke luar dari bagian ini.
Ada beberapa sumber yang menyebabkan terjadinya kontaminasi, antara lain :
  1. Proses sterilisasi media dalam polybag yang tidak sempurna
  2. Saat mengisi bibit F3 tidak antiseptic
  3. Plastik polybag yang cacat/berlubang sehingga spora jamur mikro atau bakteri, bahkan kutu dapat menyelundup masuk ke dalam media
  4. Kontaminasi kapas penutup polybag berada di dalam kumbung inkubasi. Oleh sebab itu sering kali saat polybag diinkubasi perlu disemprot dengan campuran kreolin (sabun ditambah fenol kristal) atau disemprot perasan kunyit.
  5. Kualitas/kebersihan air untuk penyiraman di dalam kumbung produksi perlu diperhatikan

Upaya mengatasi Hama
Untuk mengatasi hama yang muncul jangan sekali-kali menggunakan fungisida atau insektisida sintetik karena akan meninggalkan residu kimia yang dapat menurunkan produksi dan beberapa bagi kesehatan konsumen. Sebagai jalan yang keluar ialah menjaga kebersihan lingkungan, baik di luar kumbung maupun di dalam kumbung. Insektisida alami (nabati) banyak yang efektif untuk memberantas hama. Misalnya perasan daun/bisi pohon mamba (Azadirachtha indica), daun pegagan (Cenlella asiatica), daun tembakau (Nicotiana Tabaccum), umbi gadung (Dioscorea sp) dan lain-lain.
Hama yang banyak dijumpai dalam memproduksi jamur antara lain :
  1. Hama penggerek berupa ulat yang nantinya akan bermetamorfosa menjadi lalat atau sejenis kutu (jawa : kepik berwarna hitam)
  2. Siput tanpa cangkang
  3. Ulat kilan (uler gagak) berwarna hitam, jika berjalan tubuhnya membentuk huruf U terbalik
  4. Sejenis lalat buah yang berwarna hitam
  5. Tikus, reyap dll

Pemberian kapur di bagian luar dinding kumbung dan lantai di dalam kumbung amat membantu mempertahankan sanitasi kumbung produksi. Untuk mencegah rayap, maka kayu atau bamboo sebagai bahan bangunan kumbung perlu diolesi oli bekas (boleh dicampur minyak tanah). Masalahnya yang media di dalam polybag juga berupa kayu yang amat disukai rayap. Pada kaki rak bamboo/kayu akan lebih baik kalau dililit kain bekas yang diberi oli dan minyak tanah.

  1. Jamur beracun
Teknik mendeteksi toad tools (JAMUR YANG DIDUGA BERACUN) dengan analisis kimia : Warna tudung/paying mencolok
  1.  
  2. Senyawa Cholin
  3. Senyawa Mustardin
  4. Tumbuh di tempat kotor
  5. BErbau H2S (telur busuk)
  6. BErbau seperti CH4 (seperti gas rawa)
  7. Jika dimasak berubah warna, jika demikian jangan di makan
  8. Jika jamur dimasak kemudian ditempelkan pada nasi putih, akan mengubah warna nasi putih tadi. Jika ditempelkan ke perak akan mengubah warna perak menjadi hitam.
  9. Umumnya jamur yang tumbuh dari permukaan tanah 95% mengandung racun
  10. Pada stipe (Tangkai tudung jamur) terdapat cincing kecuali jamur merang.


Contact Us

Pembudidaya Jamur Tiram daerah Jombang


Tepatnya di ds. Kedungbogo, Kec. ngusikan, Kab. Jombang.
Memenuhi kebutuhan supply jamur mulai dari bibit Jamur , Baglog Jamur, jamur tiram Segar & Aneka Olahan Jamur. 

Hub Kami : 085655219052 ( Sdr. Dian )

Senin, 28 November 2011

Panduan budidaya jamur Tiram/kuping

 BUDIDAYA JAMUR TIRAM

Jamur merupakan tanaman yang berinti, berspora, tidak berklorofil berupa sel atau benang-benang bercabang. Karena tidak berklorofil, kehidupan jamur mengambil makanan yang sudah dibuat oleh organisme lain yang telah mati.

Jamur tiram bila kita budidayakan akan mendapat manfaat berganda. Selain rasanya lezat mengandung gizi yang cukup besar manfaatnya bagi kesehatan manusia sehingga jamur tiram dapat dianjurkan sebagai bahan makanan bergizi tinggi dalam menu sehari- hari. Berdasarkan penelitian yang dilakukan pakar jamur di Departemen Sains Kementrian Industri Thailand bebarapa zat yang terkandung dalam jamur tiram atau Oyster mushroom adalah protein 5,94 %; karbohidrat 50,59 %; serat 1,56 %; lemak 0,17 % dan abu 1,14 %. Selain kandungan ini, Setiap 100 gr jamur tiram segar ternyata juga mengandung 45,65 kalori; 8,9 mg kalsium: 1,9 mg besi; 17,0 mg fosfor. 0,15 mg Vitamin B1; 0,75 mg vitamin B2 dan 12,40 ing vitamin C. Dari hasil penelitian kedokteran secara klinis, para ilmuwan mengemukakan bahwa kandungan senyawa kimia khas jamur tiram berkhasiat mengobati berbagai penyakit manusia seperti tekanan darah tinggi, diabetes, kelebihan kolesterol, anemia, meningkatkan daya tahan tubuh terhadap serangan polio dan influenza serta kekurangan gizi.

Secara social budaya, jamur tiram, merupakan bahan pangan bergizi, berkhasiat obat yang lebih murah dibandingkon obat modern. Secare ekonomis merupakan komoditas yang tinggi harganya dan dapat meningkatkan pendapatan petani serta dapat dijadikan makanan olahan untuk konsumsi dalam upaya peningkatan gizi masyarakat.

Syarat Tumbuh

 
Tempat tumbuh Jamur tiram termasuk dalam jenis jamur kayu yang dapat tumbuh baik pada kayu lapuk dan mengambil bahan organic yang ada didalamnya. Untuk membudidayakan jamur jenis ini dapat menggunakan kayu atau serbuk gergaji sebagai media tanamnya. Serbuk kayu yang baik untuk dibuat sebagai bahan media tanam adalah dari jenis kayu yang keras sebab kayu yang keras banyak mengandung selulosa yang merupakan bahan yang diperlukan oleh jamur dalam jumlah banyak disamping itu kayu yang keras membuat media tanaman tidak cepat habis. Kayu atau serbuk kayu yang berasal dari kayu berdaun lebar komposisi bahan kimianya lebih baik dibandingkan dengan kayu berdaun sempit atau berdaun jarum dan yang tidak mengandung getah, sebab getah pada tanaman dapat menjadi zat ekstraktif yang menghambat pertumbuhan misellium. Hal yang perlu diperhatikan dalam pemilihan serbuk kayu sebagai bahan baku media tanam adalah dalam hal kebersihan dan kekeringan, selain itu serbuk kayu yang digunakan ticlak busuk dan tidak ditumbuhi jornur jenis lain.




Untuk meningkatkan produksi jamur tiram, maka dalam campuran bahan media tumbuh selain serbuk gergaji sebagai bahan utama, perlu bahan tambahan berupa bekatul dan tepung jagung. Dalam hal ini harus dipilih bekatul dan tepung jagung yang mutunya baik, masih baru sebab jika sudah lama disimpan kemungkinan telah menggumpal atau telah mengalami fermentasi serta tidak tercampur dengan bahan-bahan lain yang dapat mengganggu pertumbuhan jamur. Kegunaan penambahan bekatul dan tepung jagung merupakan sumber karbohidrat, lemak dan protein. Disamping itu perlu ditambahkan bahan-bahan lain seperti kapur ( Calsium carbonat ) sebagai sumber mineral dan pengatur pH meter.



Media yang terbuat dari campuran bahan-bahan tersebut perlu diatur kadar airnya. Kadar air diatur 60 - 65 % dengan menambah air bersih agar misellia jamur dapat tumbuh dan menyerap makanan dari media tanam dengan baik Penambahan air yang tidak bersih dapat menyebabkan media terkontaminasi dengan mikroorganisme
 



Tingkat keasaman ( pH)
Tingkat keasaman media sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan jamur tiram. Apabila pH terlalu rendah atau terlalu tinggi maka pertumbuhan jamur akan terhambat. bahkan mungkin akan tumbuh jamur lain yang akan mergganggu pertumbuhan jamur tiram itu sendiri. Keasaman pH media perlu diatur antara pH 6 - 7 dengan menggunakan kapur ( Calsium carbonat )

Suhu udara
Pada budidaya jamur tiran suhu udara memegang peranan yang penting untuk mendapatkan pertumbuhan badan buah yang optimal. Pada umumnya suhu yang optimal untuk pertumbuhan jamur tiram, dibedakan dalam dua fase yaitu fase inkubasi yang memerlukan suhu udara berkisar antara 22 - 28 OC dengan kelembabon 60 - 70 % dan fase pembentukan tubuh buah memerlukan suhu udara antara 16 - 22 OC.

Cahaya
Pertumbuhan misellium akan tumbuh dengan cepat dalam, keadaan gelap/tanpa sinar, Sebaiknya selama masa pertumbuhan misellium ditempatkan dalam ruangan yang gelap, tetapi pada masa pertumbuhan badan buah memerlukan adanya rangsangan sinar. Pada tempat yang sama sekali tidak ada cahaya badan buch tidak dapat tumbuh, oleh karena itu pada masa terbentuknya badan buah pada permukaan media harus mulai mendapat sinar dengan intensitas penyinaran ? 60 - 70 %


Nutrisi Jamur
Dalam pembuatan media jamur digunakan bahan - bahan sebagai berikut :
  • Grajen kayu yang mengandung selulosa, lignin, pentosan, zat ekstakrktif, dan abu.
Sebagai media utama grajen kayu juga harus ditambah bahan lain untuk melengkap kandungan unsur - unsur yang dibutuhkan oleh jamur antara lain :
  • Bekatul yang kaya karbohidrat, karbon, dan vitamin B komplek yang bisa mempercepat pertumbuhan dan mendorong perkembangan tubuh buah jamur.
  • Kapur berfungsi mengontrol pH, selain itu kapur juga mengandung kalsium sebagai penguat batang/akar jamur agar tidak muda rontok.
  • Gips (CaSO4) dapat memperkokoh struktus suatu bahan campuran.
Seiring dengan berjalannya pembudidayaan biasanya setelah pemanenan yang ke 4 jamur yang tumbuh akan lebih kecil dari panen-panen sebelumnya. Hal ini dikarenakan nutrisi yang ada dimedia sudah berkurang karenasudah dimakan kakak - kakak jamur yang tumbuh di awal pembudidayaan.Solusi untuk mengatasi hal tersebut adalah dengan menambahkan nutrisi dari luar, dikarenakan jamur sudah kondang menjadi tanaman organik, maka sebisa mungkin jangan menggunakan pupuk buatan yang mengandung bahan kimia. Namun jika ingin menggunakan pupuk buatan pabrik ya tidak apa-apa yang penting sesuai aturan, gunakan pupuk yang kandungan Na nya tinggi.


Nutrisi jamur alami yang bisa kita gunakan antara lain :
Hasil penelitian menunjukkan bahwa air kelapa kaya akan potasium (kalium) hingga 17 %. Selain kaya mineral, air kelapa juga mengandung gula antara 1,7 sampai 2,6 % dan protein 0,07 hingga 0,55 %. Mineral lainnya antara lain natrium (Na), kalsium (Ca), magnesium (Mg), ferum (Fe), cuprum (Cu), fosfor (P) dan sulfur (S). Disamping kaya mineral, air kelapa juga mengandung berbagai macam vitamin seperti asam sitrat, asam nikotinat, asam pantotenal, asam folat, niacin, riboflavin, dan thiamin.
Penelitian di National Institute of Molecular Biology and Biotechnology (BIOTECH) di UP Los Baños mengungkapkan bahwa dari air kelapa dapat diekstrak hormon yang kemudian dibuat suatu produk suplemen disebut cocogro. Hasil penlitian menunjukkan bahwa produk hormon dari air kelapa ini mampu meningkatkan hasil kedelai hingga 64 %, kacang tanah hingga 15 % dan sayuran hingga 20-30 %. Dengan kandungan unsur kalium yang cukup tinggi, air kelapa dapat merangsang pertumbuhan jamur.
 VIDEO MERATAKAN BEKATUL


Contoh Rak Untuk Jamur Tiram / Kuping


Penetaan rak pada jamur tiram ada 2 macam yaitu : penataan baglog berdiri dan penataan baglog tidur.

Baglog berdiri :
Penataan baglog berdiri sangat cocok dilakukan jika di daerah yang dingin. Namun kurang cocok jika daerahnya panas karena penataan baglog berdiri mengakibatkan penguapan yang tinggi. Untuk baglog berdiri rak yang digunakan seperti gambar di bawah ini :

 Baglog Tidur
Penataan baglog tidur bisa dilakukan di daerah panas maupun dingin. Penataan seperti tidak memakan tempat juga tidak banyak memakan biaya dalam pembuatan rak.
Penataan baglog ditata rebah(tidur) di atas rak dengan posisi satu baris tutupnya menghadap ke jalan, dan baris berikutnya tutup menghadap ke sebaliknya, dan seterusnya.
Tahapan Dalam Kegiatan Budidaya jamur Tiram

1. Persiapan Media Tanam
Sebelum dilakukan penanaman ( inokulasi ) bibit kedalam media tanam, perlu dilakukan persiapan-persiapan antara lain:
Menyiapkan bahan dan alat yang digunakan.
Mencampur serbuk kayu dengan bahan-bahan lain seperti bekatul, tepung jagung dan kapur sampai merata ( homogen ) kemudian diayak.
Menambah air hingga kandungan air dalam media menjadi 60?-65 % lalu tentukan pH-nya dengan kertas lakmus.

Memasukkan media tanam kedalam kantung plastik polypropilene dan memadatkannya lalu bagian atas kantung plastik diberi cincin paralon kemudian dilubangi 1/3 bagian dengan kayu dan ditutup dengan kertas lilin serta diikat dengan karet pentil.
Melakukan sterilisasi pada suhu 95 OC selama 7 - 8 jam
Mendinginkan media tanam selama 8 - 12 jam dalam ruangan inokulasi
2. Penanaman ( Inokulasi)
Inokulasi dilakukan setelah media tanam dingin dengan suhu antara 22 - 28 OC.
Menyiapkon alat dan bahan yang diperlukan dalam proses penanaman ( inokulasi ).
Sterilisasi semua alat dan bahan yang akan digunakan
Membuka penutup/ kertas lilin dan memasukkan bibit dari dalam botol kedalam media tanam dengan menggunakan stik inokulasi.

Menutup kembali penutup/kertas lilin dan mengikat dengan karet pentil.
Memindahkan media tanam yang telah ditanami bibit tersebut kedalam ruangan inkubasi sampai tumbuh misellium jamur, Lamanya penumbuhan misellium jamur antara 45 - 60 hari. Setelah misellium memenuhi kantong plastik dipindahkan ke ruang produksi dengan membuka tutup kontong plastik dan menyemprot air secara teratur

3. Panen
Setelah 10 - 15 hari kemudian dapat dipanen untuk pertama kali, panen berikutnya setiap dua hari sekali secara 
teratur selama 6 bulan.
Contoh Analisa Usaha Tani Jamur Tiram ( 5.000 Polybag )

I. Biaya operasional

a. Biaya langsung

* 5.000 polybeg @ RP. 1250,- = Rp. 6.250.000,-
* Tenaga kerja ( perawatan ,panen) = Rp.3.000.000,-

b. Biaya tak langsung
Kumbung ( Rumah jamur ) = Rp. 6.000.000,-
Ukuran 7 x 20 m

Tak terduga = Rp. 500.000,-
TOTAL = Rp. 15.750.000,-

II. Penerimaan Rp. 18.000.000,-

Periode I
Tiap polybog panen 4009r
Harga RP. 9000/ kg
Jadi : 400 x 5.000 = 2.000 kg x Rp. 9.000

Periode I    : Rp. 18.000.000 - Rp.15.750.000   = Rp. 2.250.000
Periode II   : Rp. 18.000.000 - Rp   9.750.000   = RP. 8.250.000
Periode III  : Rp. 18.000.000 - Rp   9.750.000   = RP. 8.250.000
Periode IV : Rp. 18.000.000 - Rp   9.750.000   = RP. 8.250.000

Sumber :.diperta-jatim.go.id
Sumber Gambar : sragen.go.id 



Pemesanan jamur/baglog/bibit :
hub. 085655219052

Pemesanan Jamur

Pemesanan jamur, Baglog,  Bibit dan aneka olahan jamur


UD. ALAM LESTARI-JOMBANG

Budidaya jamur tiram di Kota Jombang, tepatnya di desa Kedungbogo, kec. Ngusikan, Jombang. Usaha mandiri yang digawangi oleh beberapa pemuda yang tergabung dalam PEMUDA MANDIRI GROUP       ( UD. ALAM LESTARI ). Budidaya ini menghasilkan jamur tiram segar curah maupun kemas dan berbagai menu olahannya dengan merk "TIRAMKU". Produk jamur yang ditawarkan, meliputi:

1.      Jamur Tiram (Curah dan Kemas)
2.      Jual Baglog, bibit jamur, cincin log, dll
3.       Aneka Olahan Jamur Tiram (crispy jamur, oseng2 jamur, dll.)

HARGA PRODUK BIBIT & BAGLOG
1. Bibit jamur tiram f2 1 botol seharga Rp. 7.500,- ( berkualitas )



2. baglog jamur (bergaransi ) seharga Rp. 2.000,-
Kenapa milih produk kami :

a. Produk bergaransi, barang rusak kami ganti ( rusak alamiah, tidak tumbuh, dll)

b. Gratis!! konsultasi dan bimbingan sampai sukses berbudidaya

c. menjalin kerjasama sesama pengusaha jamur ( relationship and partnership )


HARGA PRODUK OLAHAN ( RESELLER ) :
Ø 1. Dikemas Menggunakan Trayfoam dan Film Plastic 2 ons seharga Rp. 4.000,-
  . Dikemas Menggunakan Kantong Plastik 2 ons seharga Rp. 3.500,-         
  3. Jamur Crispy 1 0ns seharga Rp. 4.000,-





4. Oseng-oseng jamur 2,5 ons Rp. 8.000,-

 5. HARGA jamur curah 1 kg Rp. 10.000,-




Pemesanan :
Hub. Sdr. Ahmad Dian ( 085655219052 )


 email : firdaus_mu@yahoo.com
Alamat : dsn. kedungcangkring, ds. kedungbogo, ngusikan , jombang

Pemeliharaan Baglog

Pemeliharaan media Tanam

Pemeliharaan Log
Log yang akan membentuk miselium dan tubuh buah harus dipelihara.
Pemeliharaan berhubungan dengan menjaga lingkungan agar tetap
optimum
a. Kandungan air yang baik 35-45%. Kekurangan air menyebabkan
miselium tidak membentuk tubuh buah karena kekeringan dan
kelebihan air menyebabkan tumbuhnya jenis jamur lain yang tidak
diinginkan.
b. Cahaya. Perkembangan miselium dan tubuh buah akan terhambat
dengan adanya cahaya langsung. Tempat penyimpanan harus tetap
teduh dan sinar matahari tidak masuk secara langsung ke dalam
ruangan.
Pembentukan Miselium dan Tubuh Buah
a. Penumbuhan Miselium.
Miselium akan tumbuh memenuhi permukaan log setelah
penyimpanan selama kurang lebih 1 bulan. Selama jangka waktu
tersebut, temperatur dan kelembaban harus optimal. Pengaturan
temperatur dan kelembaban dapat dilakukan dengan cara:
1. Menyemprotkan air dengan sprayer ke dinding-dinding
bangunan penyimpanan dan ke ruang di antara jajaran log.
2. Menyemprotkan air dengan sprinkel bernozel halus.
b. Pembentukan tubuh buah pertama.
Setelah miselium tumbuh sempurna, lepaskan cincin log dan buka
plastik bagian atas sehingga seluruh permukaan atas log kontak
dengan udara. Pada waktu ini diperlukan raising yaitu pengaturan
lingkungan agar tubuh buah tumbuh. Raising dilakukan dengan:
1. Menurunkan temperatur ruang menjadi 13-15 derajat C
dengan menggunakan pengatur temperatur (Air
Conditioning) atau menyemprotkan air dengan nozel halus
secara intensif.
2. Menurunkan temperatur dan sekaligus menyemprotkan
bahan yang mengandung hormon pertumbuhan ke
permukaan log yang kontak dengan udara. Air kelapa atau
ekstrakt toge dapat dipakai sebagai sumber hormon tsb.
Dengan cara ini pertumbuhan tubuh buah akan mencapai
dua kali lipat dibandingkan cara pertama. Tubuh buah
pertama terbentuk setelah 5-7 hari pembukaan.
c. Pembentukan tubuh buah selanjutnya
Setelah tubuh buah pertama dipanen, turunkan bukaan plastik
sampai ½ bagian log. Kadang-kadang calon bakal buah sudah
tumbuh di bawah plastik yang belum terbuka. Bagian plastik
tersebut harus dilubangi untuk memberi kesempatan tubuh buah
keluar dan tumbuh.
d. Dengan perawatan yang intensif yaitu raising secara teratur serta
menjaga kelembaban kumbung di kisaran 85% – 90%, biasanya
jamur tiram akan memulai produksi secara optimal 4-5 hari setelah
tumbuhnya pin head atau bakal buah jamur. Selanjutnya produksi
jamur tiram putih akan berlangsung terus selama 120 hari.

Pembukaan log sebaiknya tidak dilakukan sekaligus, terutama pada
budidaya skala besar. Jarak pembukaan satu kelompok log dengan
kelompok lainnya ditentukan sedemikian rupa sehingga setiap hari ada
tubuh buah yang dipanen. Pembukaan log yang bertahap akan menjamin
kelangsungan produksi.